Pengumuman Pemenang Lomba Menulis Critical Essay dan Inspirational Story serta Webinar “Being Critical and Inspiring in Educated Ways” (Sabtu, 03 April 2021)

Salah satu langkah yang diambil oleh Perhimpunan Mahasiswa Papua di Jerman (PMP Jerman) untuk mendukung Nawacita nomor 5 yang digadang oleh Presiden Joko Widodo yaitu “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar” adalah  berkolaborasi dengan Buku Untuk Papua (BUP) untuk membuat kompetisi menulis lintas usia yaitu lomba menulis cerpen untuk adik-adik sekolah dasar (SD) dan critical essay serta inspirational story untuk siswa SMP, SMA, Mahasiswa dan umum. Kompetisi ini berlangsung dari tanggal 22 Februari sampai 25 Maret 2021 dan ditutup dengan mengumumkan pemenang lomba yang dikemas dalam bentuk webinar yang menghadirkan narasumber-narasumber dari berbagai bidang sehingga peserta mendapatkan pengetahuan khusus tentang Papua.

Webinar dengan tajuk “Being Critical and Inspiring in Educated Ways” ini dipimpin oleh moderator Angel Fonataba yang merupakan ketua panitia pelaksana serta dihadiri oleh peserta dari Sabang sampai Merauke. Webinar ini dibuka dengan mendengarkan lagu Indonesia Raya dan Aku Papua yang dinyanyikan oleh Charolis Sayuri, Alfa Bonay, Franklyn Mansa yang diiringi oleh Rezky Mulyadi serta pembacaan puisi oleh adik Charlos Pull yang pernah diundang oleh Gramedia untuk membacakan puisi di Jakarta. Selanjutnya laporan kegiatan disampaikan oleh ketua PMP Jerman Agustinus Giyai. Dalam laporannya disampaikan bahwa kurang lebih total 230 naskah dari berbagai peserta diseluruh Indonesia terkumpul dalam lomba yang berlangsung kurang lebih satu bulan ini.

“Menulis adalah sesuatu yang sulit namun sangat penting untuk dikuasai. Dan untuk menulis dibutuhkan kemampuan untuk mengobservasi sehingga bisa menghasilkan tulisan yang baik” adalah pesan dari Duta Besar RI untuk Republik Federasi Jerman Bapak Dr. Arif Harvas Oegroseno, SH, MH yang disampaikan dalam sambutannya. Disamping itu pak Dubes yang juga beberapa tulisannya dimuat baik di media nasional maupun internasional ini juga menyampaikan tentang pentingnya memahami konsep “Merdeka Belajar” dari Ki Hajar Dewantara yang sekarang merupakan salah satu selogan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pak Dubes juga sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang diadakan oleh PMP Jerman ini serta berharap kegiatan serupa bisa terus dilanjutkan kedepannya. Beliau juga mengatakan selain menulis, public speaking juga merupakan sebuah skill yang tidak kalah penting sehingga beliau berharap PMP Jerman dapat membuat “3 minutes public speaking competitions” kedepannya.

Setelah sambutan yang sangat menginspirasi dan sarat pesan dari Pak Dubes, webinar dilanjutkan dengan materi dari Narasumber yang pertama yaitu saudari Virly Yuriken selaku program director Misool Foundation. Virly menyampaikan tentang pemasalahan sampah yang juga menjadi salah satu tema penulisan critical essay dan merupakan fokus kerja dari Misool Foundation. Virly mengakui bahwa beliau bukanlah orang lingkungan pada awalnya namun memiliki ketertarikan dengan masalah lingkungan. Virly juga percaya untuk memperbaiki lingkungan alam harus dimulai dengan merubah perilaku masyarakat, “Kalau sekarang jika kita melaut dan bisa mendapatkan lima ekor ikan, saya ingin nantinya ketika anak cucu saya pergi melaut juga mendapatkan jumlah ikan yang sama. Saya tidak ingin ketika cucu saya melaut bukan ikan yang mereka dapatkan melainkan sampah plastik“ . Karna tidak bisa dipungkiri masalah sampah merupakan salah satu tantangan utama untuk keindahan alam Papua.

Selanjutnya materi webinar disampaikan oleh kaka Septinus George Saa, yang merupakan salah satu tokoh muda inspiratif yang pernah memenangkan penghargaan First Step to Noble Prize pada tahun 2004 di Warsawa, Polandia. “Dalam menulis kita dituntut untuk berpikir kritis dan objektif tanpa ada tendensi. Selain itu kita tidak boleh berhenti hanya sebatas menulis tetapi harus segera mengambil peran dalam society sehingga membawa perubahan untuk Tanah Papua” pesan dari tokoh muda Papua yang saat ini menjabat sebagai General Manager di PT. Mpaigelah.

Di penghujung acara webinar diumumkan pemenang lomba untuk kategori critical essay dan inspirational story oleh bapak Prof. Dr. Ardi Marwan selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin. “Walaupun sulit, kita harus tetap belajar menulis. Karena menulis dengan baik dan benar bisa membuat kita mendapatkan berbagai kesempatan seperti memperoleh beasiswa bahkan kita bisa menentukan sendiri di negara manapun kita ingin tinggal” ujar Pak Prof. Dr. Ardi sebelum mengumumkan pemenang lomba. Pesan ini disampaikan oleh beliau berdasarkan pengalaman yang dialami oleh beliau.

Adapun pemenang dari lomba menulis yang dilaksanakan oleh PMP Jerman bersama BUP adalah sebagai berikut, untuk kategori critical essay juara pertama diraih oleh Sultan Hadi Prabowo dengan judul “Aplikasi ELWASTE (Electronic Waste) Sebagai Solusi Distribusi Sampah Elektronik dan Edukasi EST (Engineering, Science, dan Technology) di era Society 5.0”, juara dua didapatkan oleh Embun Ayudya Pawestri dengan judul “Guru Pelita: Program Wajib Mengajar Daerah 3T pada Jenjang Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai upaya Pemerataan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Daerah Terpencil” dan juara ke tiga Jhony Kosamah dengan judul “Pendidikan di Tanah Papua : Masalah, Penyebab, dan Solusi” dan Wahyudin dengan judul “Lalu, Apa Manfaat Pendidikan Formal untuk Daerah Terpencil?”.  Sedangkan untuk kategori inspirational story juara satu dimenangkan oleh Kiani Alvi Saharani dengan judul “Memiliki Impian dan Harapan yang Tinggi”, juara ke dua Teku Weya dengan judul “Jangan Takut Bermimpi Tinggi” dan juara tiga atas nama Delina Wenda dengan judul “Tempat Curhatku adalah Tuhan”.

Pada akhir webinar ketua pelaksana lomba Angel Berlian Fonataba berharap kegiatan ini bisa menjadi pemantik untuk memotivasi para generasi muda di Papua untuk terus berkarya lewat tulisan dan juga program ini bisa terus dilanjutkan.

Naskah-naskah dari para pemenang ini akan diterbitkan dalam bentuk buku dan juga akan dipublish di website resmi PMP Jerman www.pmpjerman.org. Sedangkan untuk webinarnya sendiri bisa dilihat di kanal Youtube PMP Jerman.